Minggu, 15 April 2012

SEBUAH KISAH INSPIRATIF, SILAKAN BACA SANGAT MENARIK


                                                                   Sebuah Kisah Inspiratif     
AKU MENGINGINKAN MAHASISWIKU


Teriknya mentari Pontianak tak kuhiraukan, kupacu motorku dengan kencang sambil kulirik arlojiku, “pukul 14.05”, batinku. Siang ini ada rapat pembagian jam mata kuliah dari UPT Al Islam dan Kemuhammadiyahan Universitas Muhammadiyah Pontianak. Jalanan yang sedikit macet tak membuatku mengurungkan niat untuk hadir dalam rapat dosen di aula kantor Pengurus Wilayah Muhammadiyah Propinsi Kalimantan Barat, walau kutahu bahwa aku pasti datang terlambat, karena  dalam undangan rapat jelas tertulis pukul 14.00 wib. Dan aku masih di jalan, sambil menggumam dan menggerutu atas perlakuan pengemudi lain yang tak tahu aturan, terus kupacu motorku mengalahkan panasnya matahari siang ini.
 Alhamdulillah, pukul 14.25 akhirnya sampai juga di depan pintu kantor PWM Kalimantan Barat. Setelah ku parkir motorku aku langsung melangkah menuju ruang rapat, sambil sedikit malu kutebarkan senyumku yang ku pilih paling terindah ke semua peserta rapat. Ternyata rapat sudah dimulai dan pembagian jadwalpun udah kelar, aku tinggal menerima putusan rapat karena memang aku tidak hadir, ketika ketua UPT Al Islam dan Kemuhammadiyahan bertanya, “Ada yang masih keberatan dengan jadwal pembagian jam ini?”, Aku diam saja tak menjawab, sambil ku telusuri jadwal mata kuliah yang ada di tanganku. Yup, aku kebagian ngajar mata kuliah Baca Tulis Al-Qur’an untuk Fakultas teknik jurusan teknik Mesin semester II kelas malam Pukul 18.30-20.10 dan di FKIP jurusan PAUD semester II kelas pagi jam 9.00 – 10.40.
Hari senin tanggal 12 maret 2012 pukul 09.00 aku sudah sampai di kampus, aku bertanya ke wakil ketua UPT di mana letak kelas PAUD II/A. Setelah ku ketahui kelasnya aku langsung menuju ke kelas, dan betapa terkejutnya ternyata seluruh mahasiswanya perempuan dan masih muda. Subhanallah, satu lagi ujian keimananku. “Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, semua muslim”sapaku mengawali kuliah pagi ini. “Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.. ada satu pak yang non muslim”, jawab mereka. “siapa?” tanyaku “Saya pak” jawab salah seorang mahasiswi “ NAma kamu siapa”, tanyaku “Kristina Theresia” jawabnya. “Untuk yang non muslim ada matakuliah tersendiri yaitu matakuliah multi iman religi bersama pak Ahmad Jaiz,S.Ag, MA.” Terangku. “Ya pak, tapi saya boleh gak pak ikut matkuliah bapak?” tanyanya. “Boleh, silakan”. Jawabku
Beberapa kali pertemuan, ku amati saja mahasiswi spesialku ini. Ternyata ia selalu mengikuti matkuliahku dengan baik dan sangat antusias. Hal ini yang membuatku penasaran dengan mahasiswiku satu ini. Hingga pada suatu saat aku panggil untuk ngobrol empat mata denganku. “saudari Kristina, saya melihat anda selalu mengikuti matakuliah saya dan saya lihat anda sangat antusias sekali, padahal matakuliah saya adalah untuk mahasiswa Muslim. Kalau boleh tahu apa motivasi anda? Tayaku padanya. “Pak, saya memang lahir dari keluarga Katolik, sejak SD saya adalah umat katolik yang taat termasuk keluarga saya adalah keluarga yang taat. Namun slepas SMP saya ikut Paman, beliau adalah muallaf. Di rumah pamanlah saya sering mendengar lantunan ayat-ayat Al Qur’an dan sering pula mendengarkan suara Adzan. Ketika mendengar itu hati saya terasa tentram” kisahnya. “Mohon maaf saya menyela penjelasan anda, tetapi kan anda punya kitab suci, gimana ketika anda membaca ayat-ayat dalam kitab suci anda, disamping itu dalam ibadah anda kan diiringi lagu-lagu pakai music. Apakah hal itu belum cukup memuaskan ketentraman hati anda.”tanyaku menyela pembicaraannya. “Entah lah pak”, jawabnya. “Saya sendiri juga tidak tahu, yang jelas ketika saya mendengar suara adzan dan lantunan ayat Al Quran saya jadi merasa tenang. Bahkan sejak saat itu saya senang ketika melihat keluarga paman saya ketika shalat. Saya pun ikut belajar shalat dan membaca al Qur’an. Setelah lulus SMA saya kuliah di sini. Di sini saya kost dan kebetulan bapak kost saya adalah seorang ustadz. Di tempat inipun saya kembali belajar Islam bersama beberapa mahasiswi muslim di tempat kos saya.” Lanjutnya. “Demi mendengar pernyataan anda, timbul pertanyaan dalam diri saya. Kenapa anda tidak masuk Islam sekalian saja. Atau kamu takut sama orang tua anda” tanyaku. “Tidak pak, bahkan orang tua saya member kebebasan terhadap saya, asalkan ketika saya sudah memilih jalan ini maka saya tidak boleh kembali ke jalan yang lama. Artinya saya harus benar-benar serius menjalani pilihan saya” terangnya. “ kalau begitu kenapa anda tidak masuk islam saja?” Tanyaku. “itulah pak, kata paman saya lebih baik saya belajar shalat dulu dan belajar baca Al-Qur’an. Nanti kalau memang sudah mahir baru saya masuk Islam.” Jawabnya. “Kalau pendapat saya, mendingan anda masuk Islam dulu, baru belajar Islam ini. Karena insyaAllah akan lebih berkah. Karena ketika anda belajar Al Qur’an dan anda adalah orang yang sudaah beriman, maka anda akan mendapat pahala dan mendapat keberkahan”Terangku. “Ya, pak. Akan saya pikirkan terlebih dahulu.”Jawabnya. “Baik silakan, tapi kalau saya boleh berharap, sebelum syetan mengalihkan hati anda, saya ingin anda segera masuk Islam. Terserah nanti anda mau di Islamkan oleh siapa. Yang jelas, SAYA INGIN ANDA MASUK ISLAM KETIKA SAYA BELUM MENINGGALKAN PONTIANAK.” Harapku. “Ya, pak” jawabnya. “Baik, insya Allah perbincangan kita cukup sekian”. Kataku menutup perbincangan ini.
Dalam hatiku tetap berharap bahwa “AKU MENGINGINKAN MAHASISWIKU masuk Islam sebelum aku meninggalkan Pontianak.
Boleh di Share atas tetap cantumkan nama penulisnya. Syukron

Nanang Zakaria, S.Pd.I


16.04.2012
http//SUFIDEMAK.com





Tidak ada komentar:

Posting Komentar